[JAWAPOS – 1 Februari 2024]
SURABAYA – Sekelompok mahasiswa dan dosen asing menatap bindhi dengan heran. Mereka mengaku baru kali itu melihat alat penabuh yang bentuknya adalah kayu berbalut kain pada salah satu ujungnya tersebut. Bahkan, mereka tidak tahu jika pasangan bonang itu bisa melahirkan suara yang menenangkan saat berharmoni dengan alat musik lain dalam gamelan.
Selasa (30/1) lalu para siswa SMP Nation Star Academy (NSA) mendemonstrasikan bindhi dan bonang di hadapan tamu-tamu mereka. Sebanyak 34 mahasiswa dan dosen dari Thailand, Tiongkok, Vietnam, Filipina, Kanada, Malaysia, Taiwan, Korea Selatan dan Myanmar itu antusias menyaksikan. Mereka lalu mencoba-coba alat musik tradisional yang dipamerkan dalam acara kolaborasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut.
“Jadi, kegiatan ini adalah upaya kami untuk melestarikan kebudayaan Indonesia sekaligus menunjukkannya kepada dunia,” kata Principal NSA Inggriette Liany Widyasari kepada Jawa Pos.
Dalam acara bertajuk Community dan Technological Camp (CommTECH) Insight 2024 tersebut, NSA membagikan pengetahuan tentang alat musik tradisional. Tepatnya tentang instrumentasi, teknik, dan makna kultural alat musik tradisional. Selain gamelan, mereka memamerkan kolintang dan angklung.
“Momen itu dipandu dan dibimbing langsung oleh siswa-siswi SMP Nation Star Academy,” jelas Inggriette. Selain mengenalkan tiga alat musik tradisional tersebut, para siswa juga menampilkan berbagai macam budaya dan keahlian soft skill yang mereka pelajari di sekolah.
Mahasiswa University Erica Campus Korea Selatan Jung Su-jong mengaku sangat tertarik pada permainan musik tradisional para siswa. Meskipun tidak familier dengan cara bermusik dan bunyinya, dia menikmati harmoni nada yang tercipta.
Inggriette berharap kegiatan itu bisa mempererat ikatan budaya antara Indonesia dengan mahasiswa serta dosen dari sembilan negara berbeda itu. “Dengan demikian, kami dan siswa-siswi ini juga ikut melestarikan budaya, dan harus bangga atas budaya kita sendiri,” paparnya.